Sabtu, 04 Mei 2013

Bentuk Air di Antariksa Bulat, Mengapa?
 

 
Bentuk Air di Antariksa Bulat, Mengapa?
 

 
Salah satu sifat dasar air adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Gaya gravitasi Bumi-lah yang membuatnya selalu menyesuaikan dengan bentuk ruangan di sekitarnya.
Namun, hukum fisika tersebut hanya berlaku di permukaan Bumi. Di antariksa, pengaruh gaya gravitasi memberikan efek berbeda terhadap air.
Seperti astronot, satelit, dan objek apapun, air juga melayang jika berada di orbit Bumi. Air, tidak akan mengikuti bentuk wadahnya dan akan selalu berbentuk bulat. 

Mengapa demikian?
Benda-benda di sekitar Bumi tetap terpengaruh gaya gravitasi meskipun semakain kecil seiring jaraknya dengan Bumi. Jadi, istilah gravitasi nol sebenarnya kurang tepat.
Yang terjadi sebenarnya, objek-objek tersebut jatuh ke Bumi namun sedikit demi sedikit dengan sudut kemiringan sangat kecil. Keadaan ini membuatnya kelihatan melayang dan dirasakan sebagai kondisi tanpa bobot.
Cairan yang melayang di antariksa memperoleh tekanan yang relatif sama dari lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan tegangan di permukaan air sama rata dan ikatan antarmolekulnya membentuk lapisan terluar yang elastis. Ikatan antarmolekulnya merata sama kuat sehingga bentuk yang paling efektif adalah berupa bulatan.
Lantas, bagaimana cara minum di luar angkasa jika airnya melayang-layang? Ya telan saja, karana gaya peristaltik tenggorokan dan lambung sanggup mengatasinya. 

Sumber : KCM (9 Januari 2008)

Sumber : KCM (9 Januari 2008)

Jumat, 04 Januari 2013

PROSES TTERBENTUKNYA PELANGI

Bagaiman proses terbentuknya pelangi?

Ok kali ini Admin akan membahas tentang proses terbentuknya pelangi...
sebelum kita lanjut ke proses terbentuknya pelangi,admin mau nanya,ada yang tidak pernah melihat pelangi??

ok tidak ada,admin juga yakin setiap orang pasti pernah melihat pelangi kecuali orang buta.mungkin semua orang pernah melihat pelangi tapi tentang proses terbentuknya pelangi blom tentu semua orang tahu,,
 so, biar smua pada tw silahkan baca


Apakah Anda pernah menyadari bahwa pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi dengan proses fisika yang sangat menarik untuk dipelajari.

Pelangi merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.


Biasanya fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara berkabut atau berembun.


Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna), melalui suatu media/ medium tertentu pula.


Pada pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (mejikuhibiniu).


Fenomena pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya matahari yang bersinar.


Proses Terjadinya Pelangi


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.


Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.






Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.


Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang ini, akan memunculkan warna-warna pada pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.


Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.


 
 
 
 
 
 
sumber:http://putrasaimima.blogspot.com/2012/02/proses-terjadinya-pelangi.html

Kamis, 03 Januari 2013

Pengen Kuliah ke Luar Negeri?. Pelajari Yuk!!


Saya kebetulan menemukan tulisan ini di website kemlu (kemlu.go.id) pas cari-cari info seputar beasiswa di Luar Negeri...Penting banget bagi saya yg sangat awam dg beasiswa di luar negeri (baca: belum pernah merasakan dpt beasiswa di LN).
Di info ini dijelaskan ttg jenis-jenis beasiswa, persyaratan umumnya, dan tips-tips untuk mendapatkan beasiswa. 
Semoga bisa bermanfaat ^ ^
Beberapa jenis beasiswa ke Luar Negeri:
  1. Beasiswa penuh, biaya beasiswa keseluruhannya ditanggung oleh pihak penyelenggara, mulai biaya sekolah, biaya belajar, hidup bulanan, dan ongkos pesawat pulang-pergi (PP). Contoh: Ausaid, Stuned, Fulbright, Chevening dan Monbukagakusho.
  2. Beasiswa Teaching Assistanship (TA): beasiswa yang berbentuk upah karena bertugas untuk membantu dosen atau menjadi asisten untuk mengajar. Biasanya diberikan kepada mahasiswa S3 atau S2 dimana bertugas mengecek tugas-tugas atau mengajar mata kuliah untuk angkatan di bawahnya. Jumlah upahnya bervariasi, tapi pada umumnya cukup untuk membiayai hidup per bulan, seperti untuk tempat tinggal, makan, dan transportasi. Beasiswa ini biasanya diberikan oleh universitas-universitas di Amerika Serikat dan Kanada.
  3. Beasiswa Research Assistanceship (RA), hampir sama dengan TA. Tapi kalau RA lebih terlibat dalam proyek-proyek yang dibuat oleh dosen.
  4. Beasiswa dalam bentuk proyek PhD: beasiswa berupa gaji bulanan yang ditawarkan oleh beberapa universitas di Eropa Barat, seperti  Belanda, Jerman, Swiss, Italia, Perancis, dan Spanyol dimana seorang profesor atau kelompok penelitian memenangkan sebuah proyek penelitian selevel PhD.
Persyaratan Melamar Beasiswa ke Luar Negeri
Ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan apabila ingin melamar sebuah program beasiswa ke luar negeri :
  1. Memiliki nilai TOEFL minimal 550.
  2. Memiliki nilai IP atau IPK minimal 3.
  3. Memiliki banyak pengalaman berorganisasi.
  4. Siapkan statement of purpose (SoP) yang spesifik, artinya buatlah SoP yang berbeda atau khusus untuk setiap program beasiswa yang dilamar.
  5. Pelajari sebanyak mungkin mengenai universitas dituju, mulai dari jurusan yang dipilih, para dosen, bahkan para alumni universitas tersebut.
  6. Buatlah format CV yang sistematis dan ringkas dimana memuat points of importance (hanya yang penting-penting saja).
 Langkah-langkah untuk Memenangkan Beasiswa
  1. Teliti dalam melihat iklan-iklan mengenai beasiswa karena siapa tahu ada program beasiswa yang sesuai dengan keinginan Sobat.
  2. Ambil formulir beasiswa yang Sobat inginkan dan bacalah dengan seksama. Pastikan program beasiswa tersebut cocok dengan syarat-syarat yang Sobat miliki, seperti usia, latar belakang, dsb.
  3. Pastikan sudah mengetahui dengan jelas kemana Sobat akan kuliah dan jurusan apa yang ditawarkan oleh program beasiswa tersebut.
  4. Kumpulkan persyaratan yang diminta oleh program beasiswa tersebut, seperti nilai TOEFL.
  5. Pastikan aplikasi yang Sobat buat dapat ‘menjual diri’ dimana penyelenggara program beasiswa tersebut dapat memahami betul bahwa Anda benar-benar membutuhkan beasiswa tersebut.
  6. Perhatikan waktu jatuh tempo program beasiswa tersebut
Rujukan: Serba serbi beasiswa
 
 
 
sumber:http://www.info-lomba.com/2012/10/pengen-kuliah-ke-luar-negeri-pelajari.html#more

INFO LOMBA

KOMPETISI ARTIKEL ONLINE (KAO) 2013

Kompetisi artikel online berikut ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Industri - Institut sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Tema :  Peningkatan Peran Sains & Teknologi dalam Membentuk Karakter Generasi Muda yang Unggul, Mandiri, dan Kreatif.

Sub Tema
•Pemanfaatan teknologi dengan bijak
•Profesional ICT yang berwawasan global
•Entrepreneur muda dan teknologi
•Impian sains dan teknologi masa depan.
•Energi terbarukan
•Efisiensi energi
•Teknologi hijau (Green Technology)
•Kreativitas dalam inovasi sains
•Sub tema lain yang relevan dengan tema

Syarat Peserta:
  1. Tercatat sebagai siswa di SMA/MA/SMK 
  2. Peserta diwajibkan   mendaftar dan mengisi formulir serta mengupload Artikel (tulisan)  di http://kao.akprind.ac.id  dan menjadi anggota facebook KAO, facebook.com/kao
  3. Ringkasan artikel    harus  di tampilkan pada akun jejaring sosial FACEBOOK   yang di miliki oleh peserta (dan mencantumkan alamatnya pada Formulir pendaftaran)    
  4. Memasang bagde  link “kompetisi.akprind.ac.id“ pada masing-masing Artikel (tulisan) yang di upload di internet
  5. Naskah dan persyaratan diterima panitia selambat - lambatnya tanggal  17 Mei 2013
Ketentuan Penulisan:
  1. Judul bebas sesuai tema atau sub tema.
  2. Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia (termasuk didalamnya bahasa serapan, atau bahasa sehari-hari)
  3. Isi tulisan minimal 900 kata. 
  4. Naskah merupakan karya asli dan belum pernah dipublikasikan dan belum pernah memenangkan lomba (dibuktikan dengan surat pernyataan bahwa artikel tidak plagiat dan belum pernah memenangkan  dalam suatu kompetisi sejenis), formulir dapat didownload).
  5. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu judul, namun hanya dapat memenangkan satu judul.
Ketentuan Pemenang:
  1. Dari seluruh peserta, akan dipilih 10 tulisan terbaik.
  2. Keputusan dewan juri adalah mutlak, tidak dapat diganggu-gugat dan tidak ada korespondensi apapun terkait dengan keputusan yang telah dikeluarkan.
  3. Pengumuman pemenang  31 Mei 2013. 
Hadiah
•    Juara I                    : Rp  2.000.000,00 + sertifikat
•    Juara II                  : Rp  1.500.000,00 + sertifikat
•    Juara III                 : Rp  1.000.000,00 + sertifikat
•    Juara Favorit I        : Rp     500.000,00 + sertifikat
•    Juara Favorit II       : Rp     300.000,00 + sertifikat

Kategori Favorit adalah peserta dengan ”LIKE”  terbanyak I dan II

Dewan Juri:
•    Dr. Ir. Amir Hamzah,MT (Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, IST. AKPRIND)
•    Ir. Ganjar Andaka,PhD (Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, IST. AKPRIND)
•    Dr. Ir. Titin Isna OES,MM (Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST. AKPRIND)
•    Ir. Joko Waluyo, MT.  (Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, IST. AKPRIND)
•    Ir. Prastyono Eko Pambudi (Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, IST. AKPRIND)
•    Dr. Muchlis, SP., M.Sc (Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, IST. AKPRIND)
•    Drs. Yudi Setyawan, M.S., M.Sc. (Matematika, Fakultas Sains Terapan, IST. AKPRIND)

Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Selengkapnya bisa dilihat di press release



sumber:http://www.info-lomba.com/2013/01/kompetisi-artikel-online-kao-2013.html 

INFO LOMBA

Comic Strip Competition with Faber Castell

Deadline pengiriman karya 28 Februari 2012.

Dalam kompetisi ini, peserta diajak untuk membuat sebuah cerita pendek dalam bentuk komik, yang terdiri atas 6 panel (kotak) dengan tema bebas. Cerita dalam komik tersebut bisa berisikan cerita lucu, inspiratif, kreatif maupun cerita yang bersifat edukatif/mendidik

Lomba ini terdiri atas 2 kategori,
  1. kategori anak (usia maksimal 15 tahun) 
  2. kategori dewasa (usia diatas 15 tahun)
Berhadiah uang tunai jutaan rupiah bagi 2 pemenang utama dari 2 kategori tersebut
Mau tahu apa aja persyaratannya?. Yuk lihat persyaratannya di pamflet bawah ini.

Faber castell comic strip competition
Klik untuk Perbesar

 Informasi lebih lanjut kunjungi www.faber-castell.co.id
Fb: Faber-Castell Creative Kids
Twitter: @FaberCastell_ID

Info kiriman Andri Kurniawan via email
 ------------------------------
Tambahan:
Menurut mas Andri Kurniawan(Public Relations PT Faber-Castell International Indonesia), dalam kompetisi ini peserta di bebaskan untuk berkreasi, sehingga tidak dibataskan atas 1 karya cerita komik saja, mereka bebas untuk mengirimkan karyanya. Setelah jadi, semua karyanya harus di upload/unduh di aplikasi yang bisa dilihat melalui Facebook Faber-Castell Creative Kids.


Sumber:http://www.info-lomba.com/2013/01/comic-strip-competition-with-faber.html

Rabu, 26 Desember 2012

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA



MAKALAH DASAR-DASAR MIPA
“HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”


DISUSUN OLEH
NAMA                           : SUSIANA SILABAN
NIM                              : A1C311032
DOSEN PENGAMPU     :Dra. JUFRIDA M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012

KATA PENGANTAR

                Puji syukur saya  panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Limpahan Rahmat dan Karunia-Nya jualah sehingga Makalah yang berjudul “Rendahnya  prestasi siswa dalam pendidikan indonesia” dapat terselesaikan. Saya  menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan, maupun dalam penyusunan. Namun, saya mengharapkan semoga makalah saya ini dapat memberikan tambahan pengetuahuan bagi pembaca. Oleh karena itu,saya  sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami ini.
Jambi , Desember  2012

penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................4
 1.2Rumusan Masalah ..............................................................................................7
 1.3Tujuan Penulisan.................................................................................................7
 1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................8

BAB  II PEMBAHASAN
2.1 pengertian status ekonomi orang tua...................................................................9
2.2 pengertian prestasi belajar...................................................................................10
2.3 mutu (kualitas) pendidikan di Indonesia saat ini...................................................12
2.4 faktor  yang mempengaruhi prestasi  belajar siswa.............................................13
2.5 faktor sosial ekonomi orangtua mempengaruhi prestasi belajar siswa...............13

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................24
3.2 Saran ...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti biasanya di dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupkan kegiatan paling cocok dilakukan oleh siswa. Hal ini berarrti bahwa berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Dalam kegiatan sehari hari di sekolah sering di hadapkan pada kenyataan bahwa walaupun siswa diberi pelajaran ioleh guru dengan bahan pelajaran, waktu, tempat dan metode pembelajaran yang sama namun hasil yang diperoleh berbeda-beda.
Hal itu disebabkan karena banyak siswa yang mengalami hambatan-hamabatan dalam belajar, baik dari dalam individu maupun dari luar individu, salah satu faktor yang berasal dari luar individu adalah lingkungan keluarga. Seperti yang dikemukakan oleh Mohamad Surya (1973:18) bahwa ”berhasil tidaknya suatu pembuatan ata proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kematangan dan lingkungan keluarga”.
Dengan hal tersebut, kehidupan keluarga dan pengaruh sosial Ekonomi perkembangan baik anak selanjutnya karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang mempunyai peranan penting dalam menentukan dan membina proses perkembangan anak. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bahwa masalah yang dialami siswa di sekolah merupakan akibat atau lanjutan dari situasi lingkungan keluarga.
Berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa pengaruh sosial Ekonomi mempunyai peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar anak
Seperti yang diketahui bahwa, saat ini dunia sedang mengalami resesi ekonomi. Hal ini tentu memberikan dampak yang cukup signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Iman Sugema (2008) mengemukakan bahwa resesi ekonomi yang kini melanda Amerika Serikat, juga gejolak keuangan di beberapa belahan dunia, tidak boleh dipandang dengan sebelah mata. Pemerintah harus waspada dan antisipatif karena resesi ekonomi Amerika Serikat kemungkinan akan semakin paran sehingga bisa berdampak hebat terhadap kehidupan ekonomi di dalam negeri. Di sisi lain, faktor keuangan di beberapa belahan dunia yang lain kini juga bergejolak dan potensial berimbas ke mana-mana, termasuk ke Indonesia. Fakta ini menunjukkan bahwa status perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Permasalah ekonomi tersebut saling berpengaruh dan berdampak pada pendidikan anak-anak mereka.
Coteman (Hasan, 2002;10) mengemukakan masalah ekonomi bahwa :
Di beberapa Negara berkembang banyak menyoroti masalah perbedaan tingkat pencapaian hasil belajar antara sekolah, yakni perbedaan latar belakang sosial ekonomi anak didik yang akan menyebabkan perbedaan sosial cultural yang besar pada sekolah, yang akan mendorong pada perkembangan sekolah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Kondisi tersebut dapat menghambat pada sebagian orang tua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Jumlah pendapatan orang tua secara keseluruhan sangat mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seseorang, lebih-lebih tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam proses pendidikan”.
Menyongsong era globalisasi yang akan datang yang tak terelakkan dewasa ini, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin melakukan berbagai upaya untuk lebih mengutamakan pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup segala komponen pendidikan, seperti perubahan kurikulum, pengadaan buku pelajaran dan sarana belajar lainnya. Penyempurnaan sistem pendidikan, penataan organisasi dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia  Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sanjaya, 2006 : 65) yang berbunyi:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Sebegitu jauh tujuan pendidikan tersebut, maka secara umum siswa dilatih untuk terampil mengembangkan penalaran, terutama dalam ilmu pengetahuan. Setiap manusia mempunyai aktifitas-aktifitas yang telah membudaya maksud membudaya di sini adalah aktivitas-aktivitas atau perilaku-perilaku yang bereksistensi secara micro atau dalam kaitan yang kecil. Dan khusus dipandang sebagai insan pelajar yang hidup dalam struktur sosial yang micro yakni keluarga dan latar belakang interaksi-interaksi sosialnya yang berlangsung
Pendidikan selalu berkenaan dengan pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang penting atau yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan itu sendiri yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan mempunyai moral yang tinggi.
Peningkatan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dalam satu sistem, di mana satu sama lainnya tidak boleh mengalami ketimpangan. Oleh karena itu, dalam lingkup sekolah diharapkan terjadi pola hubungan yang serasi antara beberapa bagian seperti keberadaan guru, sarana dan prasarana belajar, keadaan ekonomi siswa, lingkungan sekitar sekolah, dan kebijakan pemerintah. Salah satu komponen pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah komponen siswa sebagai salah satu komponen penting dalam kemajuan pendidikan, merupakan sekelompok orang yang dijadikan subyek belajar dan dapat dijadikan ukuran dalam menilai peningkatan pendidikan pada bangsa dan negara.
Meningkatnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat diukur dari nilai hasil belajar yang dicapainya. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada suatu jenjang pendidikan dapat dijadikan dasar sebagai indikator untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran pada jenjang sebelumnya. Dalam skala yang lebih kecil misalnya sekelompok siswa sebagai subyek belajar merupakan sesuatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan diukur dengan nilai atau angka.
Siswa yaitu manusia yang hidup dalam satu lingkungan sosial yang micro atau kecil  yaitu keluarga. Peranan keluarga sebagai pendorong perkembangan pengetahuan individu dipengaruhi oleh interaksi sosialnya yang dinamis, dan status sosial ekonomi keluarga. Jika perekonomian cukup, lingkungan material yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya. Termasuk di dalamnya menu-menu makanan guna kesehatan yang baik, serta sikapnya terhadap lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan saudaranya yang dinamis dan wajar.
Faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dapat digolongkan menjadi dua, golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern dapat diartikan sebagai faktor dari dalam individu, sebagai peranan utama sebagai subyek belajar, seperti kesehatan, kenormalan tubuh, minat, watak. Faktor intern sangat perlu mendapatkan perhatian bagi peningkatan prestasi belajar. Sedangkan faktor ekstern seperti faktor  keluarga dan lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa keadaan atau kondisi ekonomi orang tua atau keluarga siswa. Peranan ekonomi orang tua secara umum dapat dikatakan mempunyai hubungan yang positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa ini disebabkan proses belajar mengajar siswa membutuhkan alat-alat atau seperangkat pengajaran atau pembelajaran, di mana alat ini untuk memudahkan siswa dalam mendapatkan informasi, pengelolaan bahan pelajaran yang diperoleh dari sekolah.
Keadaan ekonomi orang tua siswa turut mendukung siswa dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar, yang akan memudahkan dan membantu pihak sekolah untuk peningkatan proses belajar mengajar. Seperangkat pengajaran atau pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perangkat belajar mengajar maksudnya buku-buku pelajaran, pensil, penggaris, buku-buku Lembar Kerja Soal (LKS), penghapus, dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian status ekonomi orang tua?
2.Apa pengertian prestasi belajar?
3.Bagaimana mutu (kualitas) pendidikan di Indonesia?
4. apa saja faktor  yang mempengaruhi prestasi  belajar siswa ?
5.Bagaimana faktor sosial ekonomi orangtua mempengaruhi prestasi belajar siswa?


1.3 Tujuan Penulisan
1.Mendeskripsikan pengertian status ekonomi orang tua
2. Mendeskripsikan  pengertian prestasi belajar
3.Mendeskripsikan mutu (kualitas) pendidikan di Indonesia saat ini.
4. Mendeskripsikan  faktor  yang mempengaruhi prestasi  belajar siswa
5. Mendeskripsikan faktor sosial ekonomi orangtua mempengaruhi prestasi belajar siswa

1.4. MAMFAAT MAKALAH
Dengan makalah ini insyaAllah semua yang membaca dan mendengar bisa tahu apa yang menjadi Permasalahan-permasalahan Sarana Pendidikan,dari Penyebab Masalah Sarana Pendidikan,apa yang harus dilakukan dalam Mengatasi masalah sarana Pendidikan demi untuk perkembangan pendidikan ke depan.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN STATUS EKONOMI ORANG TUA
Sebelum membahas tentang status ekonomi orang tua, terlebih dahulu penjulis akan menjelaskan mengenai pengertian ekonomi. Istilah ekonomi ituberasal dari bahasa Yunani, oikonomia. Kata tersebut merupakan turunan daridua kata, yakni oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkannomos berarti mengatur. Jadi arti asli oikonomia adalah mengatur rumahtangga.Kemudian arti asli tersebut berkembang menjadi arti baru, sejalandengan perkembangan ekonomi menjadi suatu ilmu. Kini sebagai ilmu,ekonomi berarti pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalamrangka mengatur rumah tangga. Rumah tangga di sini bukanlah dalam artisempit, melainkan menunjuk pada kelompok sosial yang dapat dianggapsebaga suatu rumah tangga. Kelompok sosial ini dapat berwujud perusahaan,kota, bahkan Negara. Berarti dalam pengertiannya yang luas, rumah tanggamenunjuk pada kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dantata aturan tertentu .Para ahli mendefinisikan ekonomi bermacam-macam, diantaranyasebagai berikuta. Menurut Paul Anthoni SamuelIlmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara membina manusiadan masyarakat dalam menentukan/menjatuhkan pilihannya dengan/tanpamenggunakan sumber produktif langka yang mempunyai penggunaanalternatif.b. Menurut Alfred MarshallIlmu ekonomi adalah suatu studi tentang manusia dalam urusanhidup yang biasa.c. Menurut George soulYang dimaksud dengan ekonomi adalah pengetahuan sosial yangmempelajari tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakatkhususnya dengan usaha memenuhi kebutuhan dalam rangka mencapaikemakmuran dan kesejahteraan.
Akan tetapi yang paling terkenal dari sekian banyak definisi ataubatasan ilmu ekonomi adalah menyebutkan bahwa, ilmu ekonomi adalahsalah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untukmemberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakatyang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhikebutuhan atau mencapai kemakmuran. Dengan demikian ekonomi itu sendiri adalah suatu gejala-gejalamasyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untukmemenuhi kebutuhan atau mencapai kemakmuran.Sedangkan Roucek dan Warren (1962: 60) mengartikan status ataukedudukan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompoksosial. Dengan kata lain status ekonomi adalah tempat atau posisi seseorangdalam suatu kelompok sosial dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannyadan mencapai kemakmuaran.Adapun yang dimaksud dengan status ekonomi orang tua adalahtempat atau posisi orang tua dalam suatu kelompok sosial dalam rangka untukmemenuhi kebutuhannya dan mencapai kemakmuaran.

2.2  PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
2.2.1. Pengertian Belajar

Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.

Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”


2.2.2 Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.


2.3  KEADAAN PRESTASI BELAJAR SISWA NDONESIA
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004.
Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).
Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.

2.4  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA
Sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran untuk menghadapkan pada suatu perubahan ke arah yang lebih maju. Kegiatan belajar akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh faktor-faktor yang menyebabkan seseorang yang mengalami hambatan dalam usahanya untuk memenuhi suatu gejala atau obyek yang sedang atau yang akan dipelajari jika terjadi hal yang sebaliknya, maka seseorang yang melakukan kegiatan belajar dapat dikatakan gagal dalam memahami gejala atau obyek sehingga usaha belajarnya tidak mampu membawa ke arah perubahan yang diharapkan.
Slameto (1991:54 ) mengatakan bahwa dalam melakukan kegiatan belajar ada banyak faktor yang mempengaruhinya, namun secara mendasarkan faktor tersebut dapat dibagi dalam cakupan besar faktor ekstern dan intern.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada dasarnya dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern:
  1. Faktor intern adalah faktor yang bersumber dari dalam individu. Faktor-faktor yang bersifat intern yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar misalnya: cacat fisik alat indera, sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Sedangkan psikis misalnya: motivasi, konsentrasi, minat, bakat serta kecenderungan lingkungan belajar dan lain-lain.
  2. Faktor ekstern adalah faktor yang bersumber dari luar diri individu, seperti pengaruh sarana, dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, kurikulum di sekolah dan lain-lain.
Slameto (1991:54-60) menguraikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:


2.5 FAKTOR SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Menurut Ralph Linton Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Selanjutnya Menurut Barger Kelas sosial adalah stratifikasi sosial Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu.
Keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dianggap cukup berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah adalah faktor sosial  ekonomi atau faktor keadaan ekonomi.
Slameto (1991:65) menjelaskan bahwa: keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan hasil belajar anak. Kebutuhan-kebutuhan anak harus terpenuhi adalah : makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku. Fasilitas belajar ini hanya dapat terpenuhi jika orang tuanya mempunyai cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak kurang terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain adalah anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, ini pasti mengganggu prestasi belajar anak.
Dari kutipan yang diungkap oleh Slameto jelas memberikan perbandingan gambaran antara siswa yang berada dalam kehidupan orang tua yang cukup mampu secara ekonomi akan mendukung atau mendorong bahkan dapat mengacu prestasi belajar seorang siswa jika dibandingkan dengan siswa yang berada dalam lingkungan keluarga yang kurang mampu. Siswa yang hidup di lingkungan keluarga di mana secara ekonomi orang tuanya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, karena tidak dapatlah dipungkiri bahwa salah satu yang mendukung kelancaran siswa menghadapi proses belajar adalah apabila terpenuhi kebutuhannya dalam hal ekonomi dalam menunjang prestasi belajar.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ruang lingkup status sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan dan tingkat pekerjaan (pendapatan) karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu.
Keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap cukup berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah adalah faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan dalam keluarga.
1) Tingkat pendidikan
Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang pembaharuan sistem pendidikan nasional, pembaharuan dimaksud adalah memperbaharui visi, misi dan strategis pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memperdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Pendidikan nasional mempunyai misi antara lain:
  1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
  2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
  3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
  4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global
  5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi:
1)      Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.
2)      Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
3)      Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
4)      Evaluasi, akreditas, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan.
5)      Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga ke pendidikan.
6)      Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
7)      Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan.
8)      Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata;
9)      Pelaksanaan wajib belajar.
10)  Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan.
11)  Pemberdayaan perang masyarakat.
12)  Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat.
13)  Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.
Dengan strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Pembaruan sistem pendidikan Nasional perlu pula disesuaikan dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pada pasal 15. Mengemukakan keseluruhan pendidikan antara lain:
a)      Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
b)      Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidan tertentu.
c)      Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d)     Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
e)      Pendidikan lokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
f)       Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan / atau menjadi ahli ilmu agama.
g)      Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat dasar dan menengah.
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan dalam bentuk-bentuk perguruan tinggi, seperti akademik, Politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Menurut peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 Tentang pendidikan tinggi seperti, mengemukakan tujuan pendidikan sebagai berikut:
  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memeliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan. Mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
  2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi tersebut. Lembaga pendidikan tinggi di Indonesia melaksanakan tiga misi Tridarma pendidikan tinggi di Indonesia yaitu misi pendidikan, penelitian dan pengkajian di bidang IPTEK, serta memberikan pengabdian kepada masyarakat bagi kemanusiaan dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Dalam proses pendidikan tersebut akan nampak pengaruhnya yang nyata dalam tingkah laku. Keterampilan dan pengetahuan. Apabila telah memperoleh pendidikan maka di dalam dirinya telah terjadi proses perubahan dan pembudayaan yang akan meningkatkan harkat dan martabat sebagai manusia. Perubahan ini akan meningkat kualitasnya sebagai sumber daya manusia dan sekaligus akan menambah kemampuan memperbaiki mutu hidupnya dan kesejahteraan keluarganya. Di lain pihak pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pribadi tetapi bersifat lebih luas yaitu untuk mengembangkan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya keluarga. Sektor pendidikan khususnya pendidikan formal. Memegang peranan yang penting. Karena pendidikan berusaha untuk memanusiakan manusia. Sewajarnyalah jika ahli filsafat Imanuel Kant mengemukakan bahwa “Manusia hanya akan dapat menjadi manusia karena dan oleh pendidikan.”
Beberapa ahli menjelaskan pandangan tentang manfaat pendidikan formal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
Wijaya (2007 : 2) mengemukakan bahwa jalur pendidikan formal sangat penting sebagai pedoman dasar-dasar pengetahuan, sikap, mental, kreativitas dan keinginan untuk maju.
Tirtaraharja (1997 : 1) mengemukakan bahwa: “Pendidikan itu diharapkan membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya”.
Untuk membangun dan mempertahankan hidup secara layak keluarga diharapkan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan tanggapan terhadap informasi-informasi khususnya bagaimana membangun suatu keluarga sejahtera.
Suatu masyarakat atau bangsa hanya dapat berkembang dan maju apabila warga masyarakatnya telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi untuk melakukan pembangunan dan memberikan hasil yang dinyatakan dalam pembangunan. Kenyataan di negara-negara maju membuktikan bahwa negara yang ekonominya kuat dan laju pertumbuhan yang mantap adalah juga negara-negara dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi bagi rata-rata penduduknya. Sebagai contoh dapat dikemukakan hasil studi Edwar E. Denison, Simanjuntak (Andarias, 1995 : 17) yang menyatakan bahwa 23% dan pertumbuhan pendapatan nasional Amerika Serikat pada tahun 1929 sampai dengan tahun 1957 merupakan kontribusi pertambahan kualitas pekerja yang terutama diakibatkan oleh peningkatan pendidikannya.
Salah satu aspek positif sebagai akibat pengaruh pendidikan terhadap sumber daya manusia adalah peningkatan mutu kerjanya. Hasil penelitian Sukmono (Andarias, 1990;12) mengemukakan bahwa pendidikan mempengaruhi keterampilan. Kaitannya dengan kualitas tenaga kerja dalam masyarakat dapat dilihat pada besarnya upah/gaji sebagai pencerminan dan prokduktifitas kerja. Ini membuktikan bahwa pendapatan rata-rata pekerja yang berpendidikan tinggi lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang berpendidikan rendah.
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan khususnya pendidikan formal merupakan investasi besar dalam suatu pembangunan keluarga sejahtera. Karena melalui pendidikan dapat diciptakan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam suatu pembangunan. Untuk itulah pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh baik dan individu, keluarga, dan masyarakat.
2) Tingkat pendapatan
Salah satu konsep pendapatan yang penting dalam seluruh ekonomi adalah konsep pendapatan. Dalam hal ini konsep pendapatan yang biasanya diwujudkan dalam bentuk Gross National Product (GNP) ataupun dalam bentuk pendapatan perkapita biasanya dijadikan tolak ukur akan keberhasilan dalam sebuah perekonomian.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pendapatan maka ada baiknya penulis mengemukakan beberapa ahli, antara lain.
Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1960:16) Memberikan batasan pendapatan sebagai berikut:”Jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang mempengaruhi tingkat kehidupan”.
Simanjuntak (1981;21) mengemukakan bahwa pendapatan yaitu:
“Semua penghasilan yang diterima oleh setiap orang dalam kegiatan ekonomi pada suatu periode. Pendapatan adalah penghasilan yang berupa upah atau gaji, bunga, denda, keuntungan, dan suatu arus uang yang diukur pada suatu periode waktu tertentu”.
Selanjutnya Winardi (1969 : 88) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pendapatan adalah :
”Cara normal untuk memperoleh suatu pendapatan terdiri dari pada tindakan melakukan prestasi  ekonomi bernilai dengan perkataan lain. Dengan jalan menyelenggarakan jasa-jasa atau produksi benda-benda untuk mana terdapat permintaan yang bertenaga”.
Dari ketiga batasan yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pendapatan diartikan semua barang dan jasa serta uang diperoleh atau di terima oleh masyarakat dalam satu tahun dan biasanya diwujudkan dalam skop nasional (National Income) dan adakalanya dalam skop individual yang lazim disebut pendapatan perkapita (Personal income).
a) Jenis-Jenis Pendapatan
Dengan bertolak pada beberapa batasan pendapatan yang telah dikemukakan di atas, maka garis besarnya pendapatan dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1)      Pendapatan nasional
Bila pendapatan National dilihat uang muka dapat disebut produksi nasional (National Product), yakni, seluruh penghasilan yang diterima golongan masyarakat pemilik faktor-faktor produksi, yakni pemilik tanah, tenaga kerja, modal dan pemimpin dalam waktu tertentu.
2)      Pendapatan perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Incom) yakni seluruh penghasilan yang diterima oleh masing-masing individu dalam kegiatan ekonomi pada suatu periode tertentu. Yakni selama satu tahun. Personal income dapat dibedakan menurut nilai yang diterima yakni :
  1. Pendapatan nominal, yakni pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang.
  2. Pendapatan riil (nyata) yakni pendapatan sejumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan normal.
  3. Berdasarkan cara mengkaji, maka pendapatan perseorangan dapat dibagi atas beberapa macam sebagai berikut:
    1. Pendapatan perseorangan berupa upah, ialah sejumlah uang, barang atau jasa-jasa yang diterima oleh seseorang dalam periode tertentu atas pemakaian tenaga atau pemikiran, terasuk dalam hal ini gaji pegawai negeri/ABRI dan lain-lain.
    2. Pendapatan perseorangan berupa pendapatan modal, ialah pendapatan seseorang dan pemilik modal misalnya orang yang membeli surat-surat berharga, uang menyimpan di bank akan menerima pendapatan berupa bunga dan seterusnya. Yang kesemuanya itu mencerminkan bahwa semakin besar modal yang dimiliki seseorang makan akan semakin besar pula kesempatannya untuk memperoleh penghasilan yang benar.
    3. Pendapatan pengusaha berupa pendapatan yang diterima pengusaha. Pendapatan ini sering kali merupakan kumpulan dan beberapa pendapatan misalnya upah pengusaha + pendapatan modal + keuntungan + upah menanggung resiko dan lain-lain.
    4. Pendapatan tani berupa pendapatan yang diperoleh karena penggarapan tanah. Pendapatan tanah yang juga dapat terdiri dari kumpulan berbagai pendapatan misalnya upah tenaga kerja, modal, resiko petani, dan pendapatan lebih dari perbedaan letak kesuburan tanah.
Berdasarkan kedua jenis pendapatan yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini jenis pendapatan yang digunakan adalah pendapatan perseorangan atau lazim disebut pendapatan perkapita (personal income).
b) Pendapatan orang tua
Tingkat pendapatan orang tua erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus dipenuhi kebutuhan pokoknya. Misalnya makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku, dan lain-lain sebagainya. Adanya fasilitas belajar tersebut, akan memungkinkan anak untuk belajar dengan baik. Namun semua kebutuhan akan fasilitas belajar tersebut baru akan terpenuhi dengan baik bila ekonomi keluarga memadai.
Untuk belajar anak memerlukan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, misalnya membayar uang SPP, alat tulis menulis, pakaian sekolah, buku-buku literatur, uang transportasi dan lain-lainnya demikian pula ketenangan, keamanan, kesehatan baik jasmani maupun rohani.
Bagi keluarga yang tergolong pendapatannya rendah tentunya sulit baginya untuk menyediakan sarana belajar minimal harus dipenuhi dengan baik. Mungkin tempat belajarnya tidak ada, kalaupun ada tidak memenuhi persyaratan hanya merupakan tempat belajar yang sederhana.
Anies (1979 ; 37) mengemukakan tentang pendapat dan tempat belajar yaitu :
“Kemerosotan belajar di sekolah atau kesulitan belajar dipengaruhi pula oleh kemorosotan sosial  ekonomi orang tua, ada tidaknya tempat belajar sendiri, banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan fasilitas-fasilitas lainnya ”.
Juga demikian secara psikologi akan menimbulkan kekecewaan. Anak menjadi kecewa karena memerlukan peralatan belajar tetapi tidak terpenuhi, akhirnya semangat untuk belajar yang tadinya besar dapat menurun kembali. Dengan demikian faktor sosial  ekonomi dalam hal ini tingkat pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3) Jumlah tanggungan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap belajar anak adalah jumlah tanggungan orang tua siswa. Jika orang tua siswa memiliki latar belakang sosial  ekonomi yang cukup maka akan terpenuhi segala kebutuhan, tetapi sebaliknya jika tidak maka hanya sebagian saja yang mampu dipenuhi oleh orang tua.
Slameto menjelaskan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain juga kebutuhan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar ini hanya dapat terpenuhi jika mempunyai cukup uang. Jika siswa hidup dalam keluarga yang miskin maka kebutuhan siswa akan kurang terpenuhi akibatnya kesehatan siswa akan terganggu sehingga akan berdampak pada belajar siswa yang juga akan terganggu.
Sardiman (1998) mengemukakan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan sebagai berikut :
“ Pemenuhan kebutuhan siswa di samping bertujuan untuk memberikan materi kegiatan secepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah diselesaikan dengan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian maka akan lebih membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun yang menjadi kebutuhan jasmanilah adalah seperti makan, minum, tidur, pakaian, dan lain-lain.”
Keadaan ekonomi yang memadai dapat diukur dengan tingkat pendapatan orang tua, jumlah keluarga, dan besarnya beban tanggung jawab biaya yang dikeluarkan untuk masa waktu tertentu. Kemampuan orang tua siswa secara positif dapat mendukung kemampuan belajar siswa sebagai peserta didik yang dilihat dan peningkatan prestasi belajar atau minimal mampu berada pada standar nilai prestasi yang cukup membanggakan.











BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.Lingkungan keluarga dan ekonomi sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan prestasi belajar siswa di sekolah, karena keluarga merupakan pendidikan sebagai pondasi bagi perkembangan siswa selanjutnya. Selain itu juga siswa banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarga. Dengan demikian baik buruknya kondisi lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
2.Disamping itu bimbingan dan penyuluhan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu membantu siswa agar dapat memecahkan masalah-masalah belajar. Masalah-masalah belajar secara terinci yang kerap kali di alami siswa antara lain kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajara, guru tata tertib, lingkungan sekolah, dan sebagainya.
3.Agar tujuan bimbingan dan penyuluhan dapat tercapai maka harus ada kerjasama yang  baik anatara pihak sekolah, orang tua dan siswa itu sendiri.

3.2.   SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.



















DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. Enre. 1988. Pokok-Pokok Layanan Bimbingan Belajar. Ujung Pandang; FIP IKIP Ujung Pandang.
Anies, 1979. Tidak Bodoh Tapi Tinggal Mengapa? Majalah Psikologi Popular “ANDA”
A. Tabrani Rusyan dkk, 1998. Pendekatan dalam Belajar Mengajar. Tarsita : Bandung.
Cece, Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial. Bandung; Remaja Rosda karya.
Usman, 1990. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja : Rasdakarya : Bandung.
Gulo. W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta
Habeyb, B. 1991. Kamus Populer. Jakarta; Centra.
Hakim. Thursam. 2002. Belajar secara Efektif: Puspaswara. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung; Bumi Aksara.
Hasan. 2002. HubunganTingkat pendidikan dan Pendapatan Dengan Partisipasi Orang Tua dalam pengelolaan Pendidikan Dimadrasah Tsanawiyah dengan Prestasi. Tesis. Makassar; PPs UNM.
Iman Sugema. 2008. Indonesia Dalam Era Globalisasi. Jakarta; Fakultas Ekonomi UI.
Nana Sudjana, 1989. Metode Statistik. Tarsita Bandung.
Roestiyah, N.K, 1986. Didaktik metodik. Jakarta : PT. Bina Aksara.
Sahabuddin, 2007. Mengajar dan Belajar Dua Aspek Dari Proses Yang Disebut Pendidikan. Makassar; Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Sardiman, AM, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raya Grafindo Persada.
Simanjuntak &  Adarias, 1995. Pendapatan Perkapita Nasional. Jakarata; Fakultas Ekonomi UI.
Simanjuntak, 1981. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta; Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Slameto, 1991. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta.
Sudjana. Nana. 1996. Metode Statistik. Tarsito, Bandung.
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Sugiyono, 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sumitro, Djojohadikusumo, 1960. Ekonomi Dalam Bidang  Pendapatan. Jakarta; Centre.
Winardi, 1969. Proses Ekonomi. Bandung; Tarsito
Tirtaharja, Umar, 1997. Pengantar Pendidikan. Makassar; FKIP Universitas Negeri Makassar.