GERAK DAN POSISI BENDA LANGIT
Bumi kita
berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sumbu putarnya ini dinamakan
gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode rotasi),
dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah yang
menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda langit.
Gerak semu langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana
benda-benda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat.
Gerak semu ini teramati karena Bumi kita yang ber-rotasi dengan arah
sebaliknya, dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit
di timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit.
Lintasan harian ini terlihat berbeda jika kita mengamatinya dari lintang
berbeda. Jika kita berada tepat di khatulistiwa, kita akan mengamati lintasan
haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus terhadap horizon / ufuk.
Jika kita
berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita akan
mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap
horizon, tapi condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini
tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka
garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke arah
utara. Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke
utara dari khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian
benda-benda langit itu ke arah selatan.
Gerak
semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit (diamati dari
Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik, sedangkan gerak
harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan sekitar 4
menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan langit sedikit berbeda dilihat pada
jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh: misalnya sebuah bintang hari in
terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia akan terbit pukul 17:56, lusa
pukul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari hari
sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit akan bergeser dari
hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian langit yang berada di
atas kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita.
Dengan kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu pengamatan yang
terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua belahan bola langit yang berbeda.
Objek-objek
langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki geraknya sendiri
diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke arah timur
relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu putaran
mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit, kembali
di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu sehari
semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama denga periode rotasi Bumi, 23j
56m 4.1d. Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50 menit lebih
panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang
lebih besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet tersebut ke
Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap Bum
A. Gerak Semu Harian
Matahari dan Tahunan Matahari
·
Gerak Semu Harian Matahari
Penyebab:
rotasi bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). kala rotasi bumi adalah 23
jam 56 menit 4.1 detik
Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan
posisi matahari setiap harinya. matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam
di barat. padahal gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi
dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. sehingga akan muncul tampak kesan
semu bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah
yang bergerak mengelilingi.
·
Gerak Semu Tahunan
Matahari
Penyebab: revolusi bumi
Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk
bergerak mengelilingi matahari (revolusi). bumi, selain bergerak mengelilingi
matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). tetapi sumbu
rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring
sebesar 23,5 derajat. akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari
tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa mumi, matahari akan terlihat berada
di bagian utara dan selatan bumi. selama setengah tahun, matahari lebih banyak
menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih
banyak menerangi bumi bagian selatan.
dalam gerak semunya, matahari akan tampak bergerak
dari khatulistiwa (equator) antara 23,5 derajat lintang utara dan lintang
selatan. pada tanggal 21 maret – 21 juni, matahari bergeser dari khatulistiwa
menuju ke utara dan akan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang
utara dan kembali bergerak menuju khatulistiwa. setelah itu, matahari akan
tampak bergerak ke selatan dan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat
lintang selatan.
sekitar tanggal 21 maret saat matahari melintasi
ekuator langit, momen ini juga disebut “hari pertama musim semi”. saat matahari
mencapai deklinasi ini pada titik balik matahari musim panas sekitar bulan juni
21. hari ini juga disebut “pertengahan musim panas” atau “hari pertama musim
panas”. matahari mencapai deklinasi dari -23,5 derajat pada titik balik
matahari musim dingin, sekitar 21 desember.
B.Fase-Fase Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan
merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai
sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya
Matahari.
Jarak
rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari
seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen
volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada
tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari
(periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).
Fase bulan
adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan
itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase
bulan disebut juga aspek bulan.
Berikut ini
adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :
Fase 1 –
New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya
dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
Fase 2 –
Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang
menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan
lebih besar.
Fase 3 –
Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu
terlihat.
Fase 4 – Waxing
Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase
berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
Fase 5 –
Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari
benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada
di sisi berlawanan dari Bumi.
Fase 6 –
Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi
secara bertahap menjadi lebih kecil.
Fase 7 –
First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu
terlihat.
Fase 8 –
Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam
fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil. Penjelasan Sederhana Fase-Fase
Bulan
Rasanya
akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase Bulan
Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di
antaranya.
Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan
kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa
lebih-kurang akan diterangkan di bawah). Seluruh permukaan bulan yang disinari
matahari berada di bagian “belakang” bulan, di bagian yang tidak bisa kita
lihat dari Bumi.
Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan
Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapipada posisi
yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari
matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya tersembunyi di “belakang”.
Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan
(keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan,
Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh
bagian bulan yang disinari matahari dan separuh bagian lagi gelap.
Dengan
mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah
dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu
fase ke fase berikutnya
Untuk
memudahkan mengingat dan mengerti keempat fase lainnya itu kita istilahkan ;
Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning (mengecil).
Sabit
(crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari separuh
permukaannya . Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana bulan disinari lebih
dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya menunjukkan pembesaran atau
perluasan penyinaran. Sedangkan Waning adalah pengecilan atau penciutan
penyinaran
Sehingga
kita bisa mengkombinasikan istilah istilah di atas untuk menunjukan fasa-fasa
bulan, sebagai berikut :
Setelah
fasa Bulan Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang dari
setengahnya, diistilahkan sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah Kuartal
I (Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga lebih
dari setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous. Setelah mencapai Purnama,
selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil, sehingga disebut Waning Gibbous.
Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III (Bulan Setengah) untuk selanjutnya
menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian seterusnya menjadi Bulan Mati atau
Bulan Baru (ijtima) kembali.
C.Gerhana Bulan Dan Matahari
·
Gerhana Bulan
Gerhana
bulan terjadi karena sinar matahari yang menuju bulan terhalang bumi. Karena
sinar matahari mengarah ke bumi, di belakang bumi terbentuklah bayangan, yaitu
bayangan gelap total (umbra) dan bayangan redup (penumbra). Gerhana bulan total
terjadi jika bulan berada pada daerah umbra. Jika bulan berada di daerah
penumbra, gerhana yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana
parisal. Gerhana bulan terjadi pada waktu malam hari. Proses terjadinya gerhana
bulan dapat dilihat pada gambar berikut. Jika kita lihat gambar di bawah,
gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari - Bumi - Bulan berada dalam satu
garis.
Macam-macam
Gerhana bulan
Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana,
Gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:
1.
Gerhana bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana,
keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana
tersebut dinamakan Gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum
durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.
2.
Gerhana bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke
daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra
Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan
sebagian.
3.
Gerhana bulan Penumbral Total
Pada Gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh
Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada
bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus
seperti ini, Gerhana bulannya kita namakan Gerhana bulan penumbral total.
4.
Gerhana bulan Penumbral Sebagian
Dan Gerhana bulan jenis terakhir ini, jika
hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka Gerhana bulan
tersebut dinamakan Gerhana bulan penumbral sebagian.
Gerhana
bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada
Gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan
dengan saat bulan purnama biasa.
Sedangkan
berdasarkan bentuknya, ada tiga tipe Gerhana bulan, yaitu:
Tipe t,
atau Gerhana bulan total. Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra
bumi.
Tipe p,
atau Gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam
kerucut umbra bumi.
Tipe pen,
atau Gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut penumbra,
tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
Gerhana
Bulan Umbra
·
Gerhana matahari
Gerhana matahari terjadi jika bulan melintas
di antara Bumi dan Matahari. Bumi yang berada di daerah umbra akan mengalami
gerhana matahari total, sedangkan bumi yang berada di daerah penumbra akan
mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Gerhana matahari terjadi pada
waktu siang hari. Proses terjadinya gerhana matahari dapat dilihat pada gambar
berikut. Kita lihat bahwa posisi Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis
lurus.
Itulah
informasi yang kampus-info berikan pada anda semua. Semoga artikel Proses
Terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa bagikan
dengan cara share dibawah ini.
D.System koordinat
Beberapa
sistem koordinat yang penggunaannya dalam ilmu hisab. Sistem koordinat tersebut
adalah:
1.
Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
2.
Koordinat
Ekliptika Geosentrik (Geocentric
Ecliptical Coordinate).
3.
Koordinat
Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial
Coordinate).
4.
Koordinat
Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola.
Sebenarnya masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator
Toposentrik (Topocentric Equatorial
Coordinate). Namun tidak dibahas dalam tulisan ini. Sekilas, banyaknya
sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian sistem koordinat
di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat,
apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi
benda langit lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit
dapat dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang seluruhnya
terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumi-bulan,
maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika
Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang
menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang
menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio
= matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang
menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo
= bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat
Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai
referensi adalah bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang orbit matahari mengitari
bumi (geosentrik).
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)
Pada koordinat
ini, matahari (sun) menjadi pusat
koordinat. Benda langit lainnya seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang
identik dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari
matahari.
Gambar 9
Sistem Koordinat Ekliptika
Heliosentrik
1.
Pusat koordinat: Matahari (Sun).
2.
Bidang datar referensi: Bidang
orbit bumi mengitari matahari (bidang
ekliptika) yaitu bidang xy.
3.
Titik referensi: Vernal Ekuinoks
(VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
4.
Koordinat:
5.
r = jarak (radius) benda langit ke matahari
6.
l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE
berlawanan arah jarum jam
7.
b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara
garis penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.
Sistem
Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric
Ecliptical Coordinate)
Pada sistem koordinat ini, bumi
menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainnya nampak bergerak
mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika, sama seperti pada
ekliptika heliosentrik.
Gambar 10
Sistem
Koordinat Ekliptika Geosentrik
1.
Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
2.
Bidang datar referensi: Bidang
Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari, yang sama dengan bidang orbit
matahari mengitari bumi) yaitu bidang xy.
3.
Titik referensi: Vernal Ekuinoks
(VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.
4.
Koordinat:
5.
Jarak benda langit ke bumi
(seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung)
6.
Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit
menurut bumi, dihitung dari VE.
7.
Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit
menurut bumi yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan
bidang ekliptika
Sistem
Koordinat Ekuator Geosentrik
Ketika bumi bergerak mengitari
matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi terhadap sumbunya.
Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang
ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang
ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini
sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin lama
semakin mengecil.
Gambar 11
Sistem Koordinat Ekuator
Geosentrik
1.
Pusat koordinat: Bumi
2.
Bidang datar referensi: Bidang
ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua bagian melewati
garis khatulistiwa
3.
Koordinat:
4. jarak benda langit ke bumi.
5.
Alpha =
Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang
ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan
dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh = 360
derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka
bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE
menunjukkan 0 h.
6.
Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda
langit-bumi dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan)
hingga 90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk
H (hour angle). Hubungan antara Alpha
dengan H adalah H = LST - Alpha.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis
bahas sebelumnya pada tulisan tentang Macam-Macam Waktu
Sistem Koordinat Horison
Pada sistem
koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang) yang
terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan
bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi seperti
bidang xy adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan
bumi).
Gambar 12
Sistem Koordinat Horison
1.
Pusat koordinat: Pengamat di permukaan
bumi
2.
Bidang datar referensi: Bidang
horison (Horizon plane)
3.
Koordinat:
4.
Altitude/Elevation = sudut
ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0 derajat berarti benda di
bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat masing-masing menunjukkan posisi
di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (tepat di bawah kaki).
5.
A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke
bidang horison.
Jarak
benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan,
karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.
Catatan penting: Dalam banyak
buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah selatan (South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di atas juga menunjukkan
bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam pemahaman umum,
orang biasanya menjadikan arah Utara sebagai titik referensi. Karena itu dalam
tulisan ini penulis menjadikan sudut azimuth diukur dari arah Utara. Untuk
membedakannya, lambang untuk azimuth dari arah selatan dinyatakan sebagai As,
sedangkan azimuth dari arah utara dinyatakan sebagai A saja. Hubungan
antara As dan A adalah A = As - 180 derajat. Jika As atau A negatif, tinggal
tambahkan 360 derajat.
Suatu sistem koordinat dengan sistem
koordinat lainnya dapat dihubungkan melalui transformasi koordinat. Misalnya,
dari algoritma untuk menghitung posisi bulan menurut sistem koordinat ekliptika
geosentrik, kita dapat menentukan jarak bulan dari pusat bumi, sudut lambda dan
beta. Selanjutnya, sudut lambda dan beta ditransformasi untuk mendapat sudut
alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari alpha dan beta,
serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu saat
pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan azimuth bulan menurut sistem koordinat horison dapat
diketahui dengan tepat. Rumus-rumus transformasi koordinat yang membutuhkan
pengetahuan trigonometri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar